Indonesia, negara kaya dengan sejuta masalah. Negara yang notabenenya sebagai negara besar, berdaulat, kaya akan SDA yang melimpah namun miskin terhadap moralitas bangsa. Bagaimana bangsa ini tidak besar? Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dunia. Secara fisik, dia punya panjang garis pantai mencapai 81.000 kilometer dengan jumlah pulau mencapai lebih dari 17.500 pulau. Luas daratan 1,9 juta kilometer persegi, sementara luas perairan 3,1 juta kilometer persegi. Bukan perkara mudah menjaga wilayah seluas itu. Apalagi sebagai negara kepulauan yang letaknya berada di antara dua samudra dan dua benua, Indonesia berbatasan setidaknya dengan 10 negara, mulai dari Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Australia, Papua Niugini, Timor Leste, Palau, hingga India. Jika dinalaogikan, maka luas Indonesia dari Sabang-Merauke setara dengan panjang dari London, Inggris-Teheran, Iran.
Namun ironisnya, bangsa ini dihadapkan berbagai problematika besar yang tak kunjung selesai bak deburan ombak di pantai lautan lepas. Memang selama bangsa itu berdiri, maka masalah akan terus menemani. Bahkan, sampai hari kiamat pun masalah akan tetap ada. Lantas, bagaimana permasalahan itu datang? Permasalahan bangsa datang dari adanya kepentingan individu terhadap kelompok yang ingin mementingkan dirinya sendiri, bukan sebagai suatu kesatuan yang utuh sebagai suatu bangsa yang berdaulat. Permasalahan korupsi yang terus mengakar, kemiskinan yang terus menaungi sistem demokrasi, penyuapan yang melegalkan segala cara, narkoba yang menjadi benalu para remaja, hingga kasus pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh kerabat dekat, kasus pernikahan kilat seorang Bupati terhadap gadis berusia 16 tahun, dan berbagai permasalahan lainnya. Masalah juga terjadi dalam internal partai politik yang baru-baru ini membawa nama Anas Urbaningrum (Ketum Partai Demokrat) yang ditetapkan tersangka oleh KPK dalam kasus Hambalang. Dimana letak moralitas dan integritas bangsa ini, jika elit partai politik dan pemimpinannya tidak mencerminkan "uswatun hasanah" atau contoh yang baik bagi rakyatnya? Para The Founding Fathers menginginkan bangsa yang besar, kuat, dan tidak "loyo". Mereka memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia ketika selama 3,5 abad dijajah oleh Belanda. Apakah dengan cara seperti itu kita memberi "respect" dan apresiasi terhadap perjuangan mereka?
Korupsi telah memberi dampak signifikan terhadap arus kehidupan bangsa ini. Banyak yang dirugikan ketika korupsi itu terjadi. Kemudian, kemiskinan karena tidak adanya distribusi pendapatan yang tidak merata. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Kualitas pendidikan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan, padahal realitanya banyak pelajar maupun mahasiswa yang menorehkan prestasi di ajang internasional sebagai bukti kehebatan Indonesia dalam hal intelektualitas karena mereka merupakan agent of change dan generasi penerus dan pengganti bangsa. Bukan pemuda yang suka berfoya-foya, pecandu narkoba, dan free sex.
Itulah sedikit deskripsi atau gambaran singkat mengenai sejuta problematika di bangsa besar ini. Dapat ditarik kesimpulan bahwa permasalahan yang ada karena adanya dekadensi dan krisis moral. Maka, perkuat kesatuan dan persatuan negeri ini dan perkaya setiap kekuatan yang ada dengan pembenahan moralitas yang baik. Jangan durhaka kepada Allah, karena semuanya tidak terlepas dari penglihatan dan intervensi dari-Nya.
Negara besar ini akan tetap kokoh berdiri di tengah arus modernisasi dan globalisasi. Indonesia belum merdeka, maka saatnya kita merdeka dimulai dari pembenahan yang kecil.
I love Indonesia, I'll do anything to making progress these great country.